Listrik PLN Padam Bergilir Lebih 15 Hari, Petambak Udang Aceh Rugi Miliaran Rupiah
Aceh, Mjdnews.co - Pemadaman listrik PLN yang terjadi secara bergilir dan berlangsung lebih dari 15 hari di sejumlah wilayah Aceh memicu dampak serius bagi sektor perikanan budidaya. Para petambak udang kini menanggung kerugian besar yang ditaksir telah mencapai miliaran rupiah, akibat lumpuhnya sistem operasional tambak yang bergantung penuh pada pasokan listrik.
Pengusaha tambak udang Aceh, Muhammad Jusuf Darusman (MJD), menegaskan bahwa listrik merupakan urat nadi keberlangsungan tambak udang. Ketika pasokan listrik mati total berjam-jam hingga berhari-hari, sistem aerasi dan sirkulasi air tidak berfungsi optimal, menyebabkan kualitas air menurun drastis dan memicu kematian udang secara massal.
“Tambak udang tidak bisa berhenti. Listrik mati berarti oksigen turun, udang stres, lalu mati. Dalam lebih dari dua pekan terakhir, kerugian petambak sudah menembus miliaran rupiah,” ujar MJD. Minggu (14-12-2025).
Ia mengungkapkan, sebagian petambak terpaksa mengandalkan genset sebagai solusi darurat. Namun, lonjakan biaya bahan bakar justru membuat biaya produksi membengkak, sementara hasil panen terancam gagal. Kondisi ini paling dirasakan oleh petambak kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan modal.
MJD menilai, situasi ini tidak boleh dianggap sebagai persoalan teknis semata. Menurutnya, sektor tambak udang merupakan salah satu penopang ekonomi pesisir dan penyumbang devisa, sehingga membutuhkan perhatian dan perlindungan khusus dari negara.
Sebagai langkah konkret, MJD mendesak pemerintah dan PLN untuk menetapkan tambak udang sebagai objek vital dengan prioritas pasokan listrik, meningkatkan keandalan jaringan listrik di wilayah sentra tambak, serta memberikan kompensasi atau keringanan tarif listrik bagi petambak terdampak. Ia juga mendorong adanya dukungan energi alternatif, seperti subsidi BBM genset atau pengembangan panel surya, serta transparansi jadwal pemadaman agar pelaku usaha dapat melakukan mitigasi risiko.
“Jika kondisi ini dibiarkan berlarut, bukan hanya petambak yang tumbang, tapi juga lapangan kerja, rantai pasok, dan ekonomi daerah. Negara harus hadir memberi solusi nyata,” tegas MJD.(*)
Editor: Basriadi