Menolak Damai, Ismed Tegaskan Proses Hukum Harus Berlanjut


Ismail M Adam (Ismed) Jurnalis CNN Indonesia

PIDIE JAYA- Ismail M Adam yang akrab disapa Ismed, Jurnalis TV CNN Indonesia menegaskan bahwa dirinya berkomitmen akan terus mengawal proses hukum tentang kasus dugaan penganiayaan yang menimpa dirinya.

Dikatakan Ismed, tindak kekerasan (Premanisme) yang dilakukan IS, geuchik aktif (kepala desa) Cot Seutui, Kecamatan Ulim,Pidie Jaya, terhadap dirinya Sebagai Jurnalis merupakan tindakan hukum yang tidak bisa ditolerir.

“Bagi saya tidak ada Istilah damai sebelum diproses hukum, biarkan polisi bekerja sesuai UU yang berlaku.Biarkan Pengadilan menyelesai perkara ini sesuai dengan UU. Saya hanya berharap hukum ini berjalan tanpa intervensi dari siapapun,” ujar Ismed dalam keterangan persnya kepada MJDnews.co, Jum’at (31/01/25).

Ia menjelaskan, saat dimana dirinya diperlakukan sedemikian rupa di depan istri dan masyarakat dengan tanpa ampun.

“Istri hanya bisa menonton dan menjerit, namun tidak kuasa berbuat banyak, malah membuat trauma yang mendalam, bagi saya, walau sejumlah diberikan untuk mencabut laporan, tidak ada artinya. Harga diri lebih utama,” tambah Ismed.

Ia juga mengatakan, jika pemberitaan yang dibuatnya itu keliru, ada hak jawab sesuai dengan aturan yang harusnya ditempuh.

“Sesuai aturan hak jawab itu menjadi jalan keuar jika ada pihak yang dirugikan. Bukan semena-mena main hakim sendiri,” ujarnya.

Menurut Ismed, marwahnya sebagai Jurnalis perlu dijaga. Bukan hanya itu, setiap tindakan Premanisme terhadap jurnalis, juga akan berdampak pada teman-teman jurnalis lain jika berdamai (mencabut laporan).

“Intinya, perkara ini proses sesuai UU yang berlaku,” tandasnya.

Disisi lain, dalam kasus yang tengah menimpa Ismail M Adam saat ini terus mendapat dukungan dari sejumlah pihak baik organisasi pers di seluruh Aceh, LSM, Lembaga Hukum dan Organisasi lainya di Indonesia.

“Terimakasih kepada semua teman-teman jurnalis yang sudah memberikan support dan dukungan moril, sehingga saya semakin bersemangat dalam menghadapi kasus ini. Saya tidak sendirian, ada teman-teman jurnalis seluruh Aceh dan seluruh Indonesia. Organisasi Pers, KKL, LSM, LBH dan berbagai asosiasi insan pers lainnya,” pungkasnya.

Editor: Basriadi